Fakta Menarik Candi Prambanan, Warisan Asli Indonesia yang Mempesona

 


Indonesia, dengan keragaman budayanya, menyimpan berbagai keajaiban sejarah dan arsitektur yang tak tertandingi. Salah satunya adalah Candi Prambanan, sebuah kompleks candi Hindu megah yang berdiri di tengah-tengah keindahan alam Jawa. Kendati tak sepopuler tetangganya, Candi Borobudur, Candi Prambanan memiliki daya tariknya sendiri. Berikut adalah beberapa fakta menarik yang mungkin belum banyak diketahui tentang Candi Prambanan:


1. Nama Asli Candi Prambanan

Nama "Candi Prambanan" bukanlah nama asli dari kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia ini. Candi ini sebenarnya memiliki nama asli "Siwagrha." Kata "Siwagrha" diambil dari Bahasa Sanskerta dan berarti "rumah Siwa." Hal ini disebabkan oleh penghormatan yang tinggi terhadap Dewa Siwa dalam kompleks candi ini. 

Meskipun Candi Prambanan didedikasikan untuk Trimurti (Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa), banyak yang percaya bahwa sebenarnya candi ini dibangun sebagai penghormatan khusus kepada Dewa Siwa. 

Hal ini terlihat dari keberadaan arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter di ruang utama candi Prambanan. Bahkan Candi Siwa, yang memiliki ketinggian mencapai 47 meter, merupakan candi utama dan terbesar dalam kompleks Candi Prambanan.


2. Desain Menyerupai Gunung Semeru

Bentuk Candi Prambanan dipengaruhi oleh kosmologi Hindu kuno, terutama oleh Gunung Mahameru (Gunung Semeru), yang dipercayai sebagai tempat tinggal para dewa. Candi ini dirancang menyerupai puncak Gunung Semeru, dan dalam konsep Hindu kuno, bentuk kompleks candi mencerminkan pola alam semesta. Candi Prambanan memiliki tiga zona yang mewakili tingkatan alam kehidupan. Zona pertama, Pelataran Njobo, mewakili alam Bhuvarloka atau tempat manusia tinggal. Zona kedua, Pelataran Tengahan, mencerminkan alam Bhurloka, tempat tinggal orang suci dan dewa-dewa. Zona dalam, atau Pelataran Njeron, menggambarkan alam Svarga Loka, yang merupakan tempat tinggal para dewa tertinggi.


3. Kompleks dengan Tiga Zona

Dalam kepercayaan kosmologi Hindu kuno, Candi Prambanan dibagi menjadi tiga zona yang mencerminkan tingkatan alam kehidupan. Zona pertama adalah Pelataran Njobo (zona luar), mewakili alam Bhuvarloka, tempat manusia tinggal. Zona kedua adalah Pelataran Tengahan (zona tengah), yang mencerminkan alam Bhurloka, tempat tinggal orang suci dan dewa yang tidak berada pada tingkatan tertinggi. Zona dalam, dikenal dengan nama Pelataran Njeron, menggambarkan alam Svarga Loka, tempat tinggal para dewa tertinggi.


4. Pembangunan oleh Raja Rakai Pikatan

Meskipun ada legenda yang menyebutkan bahwa Candi Prambanan dibangun oleh Bandung Bondowoso dengan bantuan jin, kisah ini hanyalah sebuah legenda dan bukan fakta sejarah. Fakta sejarah menunjukkan bahwa Candi Prambanan dibangun oleh Rakai Pikatan, seorang raja dari Dinasti Sanjaya. Bukti sejarah ini dapat ditemukan dalam prasasti-prasasti seperti prasasti Wantil dan prasasti Siwagrha, yang menunjukkan kemiripan bangunan dengan Candi Siwa.


5. Kehancuran dan Rekonstruksi

Candi Prambanan telah mengalami banyak tantangan sepanjang sejarahnya. Pada abad ke-16, gempa bumi hebat menyebabkan kerusakan parah pada kompleks candi ini, hingga membuatnya terlupakan. Pada abad ke-19, situs ini ditemukan kembali oleh orang Inggris, tetapi malah dijarah oleh para arkeolog. Setelah kemerdekaan Indonesia, upaya rekonstruksi dimulai, namun gempa bumi di Yogyakarta beberapa tahun lalu menyebabkan kerusakan yang signifikan pada sebagian besar kompleks Candi Prambanan. Beberapa candi bahkan tidak dapat diperbaiki akibat gempa tersebut.


6. Relief Ramayana yang Memukau

Salah satu hal yang paling mencolok di Candi Prambanan adalah relief-relief yang menggambarkan kisah Ramayana. Cerita epik Ramayana diukir dengan indah di dinding-dinding candi, memberikan pengunjung pemahaman mendalam tentang kisah-kisah heroik dan mitologi Hindu. Alur cerita Ramayana dimulai di Pelataran timur di kompleks Candi Siwa dan berlanjut di sisi barat Candi Brahma. Untuk mengikuti alur ceritanya, pengunjung harus berjalan mengelilingi kompleks candi sesuai arah jarum jam.


7. Mahkota Berbentuk Halilintar

Puncak candi Prambanan memiliki bentuk yang menyerupai mahkota dan dikenal sebagai "maskata." Konon, puncak ini melambangkan intan atau halilintar. Hal ini menambahkan elemen mistis dan keindahan pada arsitektur Candi Prambanan.

Dengan sejarah yang kaya, arsitektur yang megah, dan keindahan relief-relief yang mempesona, Candi Prambanan adalah salah satu situs warisan dunia yang memikat hati semua orang. 

Kendati pernah mengalami tantangan, keelokan dan keagungan candi ini tetap mempesona dan menjadi warisan budaya yang patut dijaga dan dihargai oleh generasi selanjutnya. 

Candi Prambanan adalah bukti kehebatan peradaban Hindu kuno di Indonesia dan menjadi daya tarik wisata yang tak terlupakan bagi pengunjung dari seluruh dunia.

Komentar